Selasa, 05 November 2013

BAB III

HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT.·

A.  Makna Individu

Manusia adalah makhluk individu. Makhluk individu berarti makhluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat dipisah-pisahkankan antara jiwa dan raganya.

Pendapat lain bahwa manusia sebagai makhluk individu, tidak hanya dalam arti makhluk keseluruhan jiwa raga, melainkan juga dalam arti bahwa tiap-tiap orang itu merupakan pribadi (individu) yang khas menurut corak kepribadiannya, termasuk kecakapan-kecakapan serta kelemahan-kelemahannya.

Untuk menjadi individu yang “mandiri” harus melalui proses pemantapan dalam pergaulan di lingkungan keluarga pada tahap pertama. Terbentuk dalam lingkungan keluarga secara bertahap dan akan bertahap dan akan mengendap melalui sentuhan-sentuhan interaksi : etika, estetika, dan moral agama.

Menurut Sigmund Freud, superego pribadi manusia sudah mulai terbentuk pada saat manusia berumur 5-6 tahun (W.A. Gerungan, 1980 : 29).

B.  Makna Keluarga

Keluarga merupakan kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat.

5 macam sifat terpenting :

1.  Hubungan suami-isteri.

Berlangsung seumur hidup dan mungkin dalam waktu yang singkat saja.

2.  Bentuk perkawinan di mana suami-isteri itu diadakan dan dipelihara.

3.  Susunan nama-nama dan istilah-istilah termasuk cara menghitung keturunan.

Misalnya :

Di batak dihitung melalui garis laki-laki : disebut Patrilineal.

Di Minangkabau melalui garis wanita : disebut Matrilineal. Di mana kekuasaan terletak pada wanita.

Sistem ini disebut Avonculat.

4.  Milik atau harga benda keluarga.

5.  Pada umumnya keluarga itu tempat bersama/rumah bersama.

C.  Pengertian Individu, Keluarga dan Masyarakat

Masyarakat non Industri
Secara garis besar, kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group)

A. Kelompok primer 
          Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Di karenakan para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, sehingga mereka mengenal lebih dekat, lebih akrab. dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok menerima serta menjalankan tugas tidak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawabpara anggota dan berlangsung atas dasar rasasimpati dan secara sukarela.

Contoh-contoh kelompok primer, antara lain :keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar,kelompok agama, dan lain sebagainya.

B. Kelompok sekunder
          Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak Iangsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karen yaitu, sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian kerja antaranggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan; keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Berlatar belakang dari pengertian resmi dan tak resmi, maka tumbuh dan berkembang kelompok formal (formal group) atau lebih akrab dengan sebutan kelompok resmi, dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah : Kelompok tidak resmi (informal group) tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah tangga (ART) seperti yang lazim berlaku pada kelompok resmi.
Namun demikian, kelompok tidak resmi juga mempunyai pembagian kerja, peranan-peranan serta hirarki tertentu, norma-norma tertentu sebagai pedoman tingkah laku para anggota beserta konvensi-konvensinya. Tetapi hal ini tidak dirumuskan secara tegas dan tertulis seperti pada kelompok resmi (W.A. Gerungan, 1980 : 91).
Contoh : Semua kelompok sosial, perkumpulan-perkumpulan, atau organisasi-organisasi kemasyarakatan yang memiliki anggota kelompok tidak resmi.

Masyarakat Industri

Durkheim mempergunakan variasi pembangian kerja sebagai dasar untuk mengklasifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya. Akan tetapi lebih cenderung mempergunakan dua taraf klasifikasi, yaitu yang sederhana dan yang kompleks. Masyarakat-masyarakat yang berada di tengah kedua eksterm tadi diabaikannya (Soerjono Soekanto, 1982 : 190).
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakintinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah men2enal pengkhususan.Otonomi sejenis, juga menjadi ciri daribagian/ kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.

Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu,tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik dan ahli dinamo, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin kompleks pembagian kerja, semakin banyak timbul kepribadian individu. Sudah barang tentu masyarakat sebagai keseluruhan memerlukan derajat integrasi yang serasi. Akan tetapi hanya akan sampai pada batas tertentu, sesuai dengan bertambahnya individualisme.

D. Hubungan antara Individu, keluarga dan masyarakat

          Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan Allah S.W.T di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun. 

Individu dengan keluarga, hubungan ini sangatlah mutlak. Dikarenakan individu terlahir dari keluarga, tumbuh dan berkembang dalam keluarga yang suatu saat individu ini akan membentuk keluarganya sendiri. Peran individu dalam keluarga merupakan resultan dari relasi biologis, psikologis dan sosial. Relasi khusus ini mencangkup kebudayaan lingkungan keluarga yang dinyatakan melalui bahasa (adat-istiadat, kebiasaan, norma-norma, dan nilai-nilai agama). 

Individu dengan masyarakat, hubungan ini adalah tahap selanjutnya dari seseorang yang telah mempelajari cara berinteraksi yang telah diajarkan dalam keluarga. Dalam hal ini, individu memasuki suatu ruang lingkup yang sangat luas karena terdapat individu yang berbeda dan berasal dari berbagai daerah/komunitas. Masyarakat itu bersifat makro. Sifat makro diperoleh dari kenyataan, bahwa masyarakat pada hakiaktnya terdiri dari sekian banyak komunias yang berbeda, sekaligus mencakup berbagai macam keluarga, lembaga dan individu – individu.

Menurut saya, terkadang adapula hubungan yang terjadi antara Individu dengan Keluarga atau Masyarakat seperti contoh dibawah ini :

>Bersifat Positif
Individu dengan Keluarga
- Saling menutupi kekurangan antar anggota keluarga
- Saling membantu untuk mempertahankan keharmonisan keluarga
- Saling melindungi dan memberikan kasih sayang ke keluarga
   Individu dengan Masyarakat
- Saling gotong royong
- Ikut serta dalam membantu orang yang terkena musibah
- Ikut serta dalam menjaga lingkungan

>Bersifat Negatif
Individu dengan Keluarga
- Memaksakan kehendak/keinginan sendiri
- Melakukan kekerasan dalam keluarga
- Tidak peduli bila ada anggota keluarga minta bantuan
   Individu dengan Masyarakat
- Melakukan tindakan kriminal
- Perkelahian antar kelompok
- Tidak mempedulikan kelompok lain dan hanya mementingkan kelompok sendiri untuk                keuntungan pribadi

E. Pengertian urbanisasi dan proses terjadinya urbanisasi
              Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.

Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni: Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk. Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara saja atau tidak menetap.

Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.

Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.

 A. Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi

  • Kehidupan kota yang lebih modern
  • Sarana dan prasarana kota lebih lengkap
  • Banyak lapangan pekerjaan di kota
  • Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas


      B. Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi


  • Lahan pertanian semakin sempit
  • Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
  • Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
  • Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
  • Diusir dari desa asal
  • Memiliki impian kuat menjadi orang kaya

      C. Keuntungan Urbanisasi

  • Memoderenisasikan warga desa
  • Menambah pengetahuan warga desa
  • Menjalin kerja sama yang baik antarwarga suatu daerah
  • Mengimbangi masyarakat kota dengan masyarakat desa

      D. Akibat urbanisasi


  • Terbentuknya suburb tempat-tempat pemukiman baru dipinggiran kota
  • Makin meningkatnya tuna karya (orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap)
  • Masalah perumahan yg sempit dan tidak memenuhi persyaratan kesehatan
  • Lingkungan hidup tidak sehat, timbulkan kerawanan sosial dan kriminal


F. Pendapat saya tentang BAB III.

          Dari pembahasan diatas dapat saya simpulkan bahwa manusia disatu sisi adalah makhluk individu dan disisi lain sebagai makhluk sosial, karena manusia tidak dapat hidup sendiri dan saling bergantungan satu dengan yang lainny. Kemudian keluarga, keluarga adalah sekelompok manusia yang mendiami suatu tempat yaitu rumah, di dalam rumah itu sendiri biasanya ada kepala rumah tangga yang di sebut bapak dan mempunyai seorang istri yang disebut ibu, kemudian memiliki anak dan berkumpulah sebuah keluarga di dalam rumah atau di suatu tempat. Berikutnya Masyarakat, masyarakat adalah sekelompok warga atau makhluk sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Ada juga masyarakat yang non industri artinya segala kebutuhan hidupnya di dapatkan dari alam, seperti para petani dll mereka adalah sekelompok orang yang berjasa di kalangan masyarakat indonesia, namun ironisnya keluarga para petani tersebut jauh dari harapan hidup yang serba layak, hidup yang serba pas-pasan terkadang membuat mereka dipandang sebelah mata. lalu kita bahas tentang masyarakat Industri disini bisa kita lihat bahwasanya masyarakat industri dapat memenuhi kebutuhan hidup yang layak bahkan sampai berlebihan harta disini terdapat faktor ilmu yang melebihi masyarakat yang non industri, dan masyarakat industri dibagi menjadi 2 kelompok yaitu (kelompok primer dan kelompok sekunder) diharapkan indonesia sendiri dapat menyeimbangkan antara si kaya dan si miskin karena berdasarkan pengelihatan saya masyarakat indonesia nyatanya lebih banyak masyarakat yang berada pada garis kemiskinan, dan orang kaya di indonesia mereka memegang prinsip yang kaya tambah kaya dan yang miskin tambah miskin, ini adalaha persepsi yang salah di antara masyarakat kita, alangkah baiknya yang kaya bisa berjiwa besar dan yang miskin bisa tahu diri dengan kekuranganya dan ia mau berusaha keras untuk merubah nasibnya. langsung saja ke masyarakat urabanisasi, masyarakat indonesia berlomba lomba dalam berurbanisasi karena apa ? karena pemerintah di indonesia belom mampu menciptakan suasana yang membuat masyarakat kampung betah di kampungnya karena orang-orang jauh umumnya datang ke JAKARTA untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, pemerintah di indonesia belum mampu memberikan pekerjaan yang cukup dan layak bagi masyarakat yang tinggal di kampung-kampung atau di plosok sekali pun, kemudian antara tenaga kerja dan perusahaan lebih banyak tenaga kerja sedangkan perusahaan sangat sedikit, lalu sumber daya manusia yang profesional dalam bekerja juga sangat kurang dari yang kita inginkan sedangkan harga barang terus naik dan naik setiap tahunya membuat beban sendiri bagi masyarakat indonesia dengan jumlah KORUPTOR terbanyak di dunia maka terjadilah kesenjangan sosial yang begitu terlihat diantara kita. sekian dari saya dan terimakasih atas perhatiannya

Sumber :
http://epistemologyideas.wordpress.com/2012/10/22/hubungan_antara_individu-keluarga-masyarakat/
http://arbip.blogspot.com/2009/12/pengenalan-tentang-masyarakat-industri.html
http://wafiq-agito.blogspot.com/2012/11/fungsi-keluarda-hubungan-antara.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Urbanisasi

ZALDY FATURRAHMAN
19113664
1KA07

Tidak ada komentar:

Posting Komentar